Langsung ke konten utama

khutbah jum'at: Berhaji Mabrur = Berkarakter



KHUTBAH JUM’AT (10)
28 September 2012/12 Dzulqaidah 1433 H.


BERHAJI MABRUR = BERKARAKTER


DISUSUN OLEH
Oleh : Lalu Mufti Sadri, MA.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ الْكَرِيْمِ الْمَنَّانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى ذي الفضل والإنعام جعل الحج الى بيته احد اركان الاسلامِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى الْخَيْرِ وَاْلإِنْعَامِ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنَ الذُّنُوْبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سيدنا مَحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الكرام أجمعين. أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah.
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan sekian banyak nikmatnya berupa kesehatan, keimanan dan keislaman serta keikhlasan kita semua hingga dapat melaksanakan kewajiban shalat jum’at kita siang hari ini. Salawat dan salam semoga senantiasa terbacakan dan tercurahkan ke baginda nabi besar Muhammad SAW kepada segenap keluarga, para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Tak lupa melalui mimbar yang mulai ini saya mengajak kepada kita semua untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah yakni dengan melaksanakan segala perinta-Nya dan menjauhi segala yang dilarangNya.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Tidak terasa kita sekarang telah memasuki hari ke 12 dari bulan Dzulqaidah, yang berarti bahwa sebentar lagi kita akan memasuki bulan haji bulan yang ditunggu-tunggu oleh para calon jemaah haji kita termasuk oleh kita semua baik yang belum mendaftar di daftar tunggu calon jemaah haji lebih-lebih mereka yang sedang bersabar menunggu dalam antrian daftar tunggu keberangkatan haji. Semoga kita semua diberikan kesempatan dan kekuatan untuk menjadi tamu-tamu Allah ditahun-tahun mendatang. Amin ya rabbal alamin.

Patut kita syukuri bahwa dari tahun ke tahun calon jamaah haji kita khususnya di Provinsi NTB terus mengalami peningkatan yang signifikan. Sebut saja tahun 2012 ini jamaah calon haji kita berjumlah 4.563 orang yg dibagi menjadi 15 kloter yang sdh mulai diberangkatkan melalui pemberangkatan perdana embarkasi BIL tanggal 21 september lalu hingga nanti tanggal 17 oktober 2012. Jumlah jamaah haji yang besar ini  menggambarkan bahwa taraf ekonomi dan kesadaran keberagamaan masyarakat kita telah mengalami peningkatan sehingga jumlah calon jemaah haji terus bertambah. Namun demikian, kondisi ini tentu akan membahagiakan sekaligus memperihatinkan. Mengapa? Kita bahagia melihat masyarakat kita berbondong-bondong pergi haji karena tengah menjalankan kewajiban agama, tetapi juga menjadi memperihatinkan karena masih banyak orang yang pergi haji untuk yang kesekian kalinya tanpa memperdulikan mereka yang belum sama sekali berhaji bahkan juga kurang perduli kepada mereka yang masih berada dibawah garis kemiskinan dan kefakiran. Berhaji merupakan ibadah yang kewajibannya hanya sekali seumur hidup, jika ingin berhaji lagi maka akan terhitung ibadah sunnah karena Nabi sendiri menggambarkan dengan dua jari tengah dan telunjuknya kedekatan Nabi Saw di Surga nanti dengan orang yang mengasihi dan mengasuh anak yatim dan fakir miskin. Beliau bersabada:
أنا وكافل اليتيم كهاتين
Aku dan pengasuh / penanggung jawab anak yatim seperti ini di surga nanti:
sambil menunjuk kepada jari telunjuk dan jari tengah beliau.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Kami hanya ingin memperjelas posisi ibadah dan urgensinnya dalam pemikiran dan pemahaman kita selama ini terutama tentang ibadah haji. Bukan mengerdilkan arti ibadah haji, justru haji akan menjadi sangat penting dan bermakna dalam perjalanan kewajiban ibadah seorang hamba, jika ditempatkan pada posisi dan pemahaman yang benar.
Berhaji merupakan rukun iman yang kelima, ibadah ini diwajibkan kepada setiap muslim yang telah memiliki kemampuan baik fisik maupun biaya termasuk biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan sesuai firman Allah:
وَللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali Imran: 97).

Seorang muslim yang telah menyadari bahwa kelebihan rizki yang ada pada dirinya merupakan amanat Allah untuk didistribusikan secara halal, yang salah satunya adalah untuk beribadah haji. Dengan penuh kekhudhu’an setiap muslim mempersiapkan segalanya, baik mental, fisik, dan spiritual untuk mengunjungi baitullah disertai tekad untuk mencapai keridhaan Allah dan mencapai derajat Haji Mabrur yang akan membawanya ke surga Allah s.w.t., sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. :

اَلـْعُـمْرَةُ إِلَـى الْـعُـمْـرَةِ كَـفَّـارَةٌ لِـمَـا بَـيْـنَـهُمَـا, وَلْـحَجُّ الْـمَـبـْرُوْرُ لَـيـْسَ لَـهُ جَـزَاءٌ اِلاَّ الْـجَـنَّـةَ
Artinya : “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : Pelaksanaan umrah hingga umrah yang akan datang adalah penebusan dosa yang ada antara keduanya, dan haji mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga” (HR. Muttafaq ‘alaih dari Abi Hurairah).
Lebih dari itu, haji mabrur pun diidentikkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagai bentuk jihad yang terbaik. Hal ini nampak pada sabda Rasulullah s.a.w. :
Aisyah r.a. berkata : Saya berkata kepada Rasulullah “kami perhatikan jihad itu seutama-utamanya amal kebaikan, tidakkah lebih baik kami berjihad ? Rasulullah s.a.w. bersabda : tetapi seutama-utama jihad ialah Haji Mabrur (HR Bukhari)

Namun, pertanyaan besar yang muncul dalam benak kita adalah : apakah setiap muslim yang berangkat ke tanah suci Mekkah untuk beribadah haji pasti mencapai derajat haji mabrur ? Jawabnya jelas, bahwa setiap manusia akan menerima hasil suatu perbuatan sesuai dengan kualitas usaha yang dilakukannya dalam perbuatan tersebut. Dengan demikian tidak semua muslim yang beribadah haji dipastikan mencapai derajat haji mabrur, bahkan tidak mustahil ada yang tidak mendapatkan pahala ibadah apapun.

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Marilah kita simak bagaimana ritual-ritual dalam ibadah haji bisa membawa manusia kepada kesejatiannya dan menanggalkan sifat-sifat hayawiniyah-nya yang merupakan wujud konkrit seorang haji yang mabrur :

Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram. Di sini nampak, bahwa titik awal ibadah haji adalah menanggalkan berbagai atribut-atribut duniawi yang membedakan status sosial dan ekonomi serta pengaruh psikologis darinya. Secara vertikal hal ini menunjukkan bahwa setiap muslim haruslah memiliki niat tulus ikhlas tanpa kepura-puraan dalam setiap pengabdiannya kepada Allah, dan secara horisontal mereka dituntut untuk tidak membada-bedakan manusia berdasarkan status sosial, ekonomi, ras, bangsa, dan sebagainya. Maka, seorang haji mabrur adalah mereka yang mampu bermuamalah dengan Allah dengan penuh ketulusan dan kejujuran hati tanpa ada kepalsuan, dan bermu’amalah sesama tanpa mengenal perbedaan status apapun.

Kedua, thawaf yang secara formalistik adalah tindakan mengelilingi Ka’bah, namun secara esensial adalah pernyataan manusia bahwa Allah adalah titik orientasi kepatuhan dan perilaku mereka. Dengan kata lain, thawaf mengajarkan setiap haji agar senantiasa menjadikan Allah sebagai titik orientasi segala perbuatan, baik dalam bentuk ibadah ritual maupuan dalam mu’amalah keseharian serta memunculkan kesadaran bahwa dirinya hanyalah unsur kecil dalam jagad raya yang tunduk dan patuh terhadap ketetapan Allah s.w.t.. Maka, seorang haji mabrur adalah mereka yang senantiasa “menghadirkan” Allah dalam setiap aktivitas mereka sehari-hari. Artinya, dalam setiap perbuatan apapun, seorang haji mabrur menjadikan ajaran-ajaran Allah sebagai tolak ukur dilaksanakan atau tidak dilaksanakannya suatu perbuatan, serta menanggalkan sifat sombong dan memunculkan sifat tawadhu’.

Ketiga, sa’i secara praktikal adalah berlari-lari kecil antara shafa dan marwa. Adakah nilai yang dapat diambil dari praktek ibadah yang terkesan seperti oleh raga ini ? setidaknya ada dua nilai yang dapat diambil dan diaplikasikan dari sa’i, yaitu : sa’i mengandung nilai sikap kasih sayang manusia terhadap sesama, yang disimbolkan dari bagaimana Hajar istri Nabi Ibrahim yang karena kasih sayangnya kepada anaknya, Isma’il berusaha mencari air guna melepas dahaga anaknya. Sa’i juga mengandung nilai ikhtiar dan tawakal bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia, yang disimbolkan dari sikap Hajar yang tanpa lelah terus berusaha mencari air di tanah yang tandus disertai keyakinan bahwa Allah akan menolongnya. Maka seorang haji mabrur adalah sosok yang penuh dengan kasih sayang terhadap sesama dan selalu menyatukan antara ikhtiar dan tawakal dalam urusan-urusannya.

Keempat, wuquf di Arafah merupakan puncak dari ibadah ibadah haji : al-hajju ‘arafah (haji ialah Arafah). Jika kita perhatikan, tidak banyak aktivitas yang dilakukan para haji di Arafah, mereka hanya duduk berzikir, berdoa, dan membaca bacaan-bacaan yang mampu dilakukan. Namun mengapa intinya haji adalah Arafah ? sebab, di Arafah inilah manusia mengintrospeksi kembali segala sifat, sikap, dan perilaku mereka selama ini. Dengan proses muhasabah di Arafah inilah manusia akan mengidentifikasi berbagai sifat hayawaniyah yang selama ini ada dalam dirinya, memohon ampun kepada Allah karenanya, dan bertekad menanggalkannya. Sungguh kekeliruan besar, jika di Arafah ini seorang haji hanya mengahafal bacaan-bacaan yang diajarkan kepadanya tapi pikiran dan nuraninya sama sekali tidak mengintropeksi perbuatannya. Maka seorang haji mabrur bukan saja individu yang senantiasa berzikir mengingat Allah, tapi juga senantiasa mengintrospeksi sifat, sikap, dan perbuatan hayawaniyah yang telah dilakukan, menanggalkannya, dan kemudian memunculkan perilaku mulia.

Adapun puncak dari pembentukan karakter manusia sejati melalui ibadah haji adalah munculnya sikap solidaritas sosial melalui qurban. Qurban yang secara simbolik adalah penyembelihan hewan, secara esensial adalah pemusnahan individualitas dan egoisme manusia untuk kemudian membangun sifat solidaritas sosial dalam dirinya. Maka, seorang haji mabrur adalah yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi tidak egois dan individualis serta siap mengorbankan apa yang berharga yang dimilikinya kepada sesama.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Begitu tingginya pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalam pelaksnaan ibadah haji ini, sehingga sepantasnyalah setiap calon jama’ah haji diperlakukan dengan cukup istimewa karena ia akan menjadi tamu Allah dan akan melakukan proses perjalanan penyucian diri dari sifat-sifat yang tercela menuju karakter atau kepribadian mukmin sejati yang terpuji setelah selesai mengerjakan ibadah haji. Rasulullah memberikan tanda haji seseorang mabrur atau tidak antara lain yaitu bahwa setelah berhaji orang tersebut akan gemar dan ikhlas melakukan 3 perkara sesuai sabdaNya:
إطعم الطعام وطيب الكلام وإفشاء السلام
Memberi makanan, baiknya perkataan dan menyebarkan salam/kedamaian.
Memberi makanan berarti jangan sampai membiarkan seseorang kelaparan apalagi diantara kita masih banyak yang fakir dan miskin. Sedangkan baiknya perkataan berarti lemah lembut dalam berkata, tidak bicara kotor apalagi memfitnah, mengahsut, sombong dan lain sebagainya, kemudian sebarkan salam atau kedamaian berarti keberadaan kita ditengah-tengah masyarakat senantiasa menjadi penyejuk dan pembawa kedamaian bagi sesama bukan malah menjadi biang ketidaktentraman masyarakat dan lain sebagainya.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Kita berharap doa-doa terbaik terpanjatkan di Tanah Haram untuk masyarakat NTB khususnya dan Bangsa Indonesia agar mejadi masyarakat yang Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Gafur.
Dan semoga saudara-saudara kita yang berangkat haji tahun ini dikaruniai Haji Mabrur yang memberi pengaruh positif dalam kehidupan dan perilaku mereka dan kita semua, dan bagi kita yang belum mendapatkan kesempatan ke baitullah semoga Allah senantiasa memudahkan jalan agar kita juga bisa menyaksikan keagungan Allah melalui ibadah yang agung ini. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِكَافَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH JUMAT KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رب العالمين، شرع لعباده حج بيته الحرام ليكفر عنهم الذنوب والآثام، أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم عل سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد، فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوي الله وطاعته لعلكم تفلحون.
واعلموا أن الله امركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنى بملائكة قدسه.
فقال تعالى، إن الله وملائكَتَه يُصَلُّوْن على النبي ياأيهاالذين آمنوا صلو عليه وسلموا تسليما.
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات وللحجاج والمعتمرين كلهم ولمن له حقوق علينا ولمن أحسن إلينا برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم اجعل حجهم حجا مبرورا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا وتجارة لن تبور.
اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بالله. ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار،
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربي وينهى عن الفحشاء والمنكر يعظكم لعلكم تذكرون أذكر الله العظيم ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون. أقيموا الصلاة.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT ATAS TERLAKSANANYA OLIMPIADE BAHASA ARAB SESI 2 TINGKAT PROPINSI NTB ALHAMDULILLAH TERLAKSANA DENGAN BAIK JUARA 1: DWINA MAULUDY REXA IMAMAH (MAN 2 MATARAM) JUARA 2: MUHAMMAD RIDHO SYARIF (MAN 2 MATARAM) JUARA 3: MUHAMMAD HAFIDZUL UMAM (MAN 2 MATARAM)

khutbah Jum'at : Agar Haji menjadi Mabrur

Khutbah Jum’at, 4 November 2011/8 Dzulhijjah 1432 H. Oleh : Lalu Mufti Sadri, MA. Agar Haji menjadi Mabrur الحمدلله الذي بنعمه تتم الصالحات، وأمرنا بعبادته وتقواه بامتثال المأمورات واجتناب المنهيات، أشهد أن لا اله الله رب المشرق والمغرب ورب العرش والسماوات، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أمره الله بالنحر بعد الصلاة شكرا للنعم والمنات. اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد ص م نبي الرحمة بعثه الله بأكمل الشرائع رحمة لجميع المخلوقات. أما بعد. فيا أيهاالناس ! اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. Jama’ah Shalat Jum’at Rahimakumullah. Alhamdulillah, Tidak terasa kita sekarang telah memasuki hari ke delapan dari bulan dzulhijjah, bulan mulia, bulan yang didalamnya ada perayaan lebaran haji dan ibadah kurban. Dan 10 hari di awal bulan mulia ini adalah hari-hari yang sangat berharga bagi siapa saja yang menghendaki rahmat Allah SWT., karena hari-hari itu lebih afdol dari hari-hari lain setahun lainnya secara mutlak. Allah sendiri bersumpah dengan malam-malam 10 hari awal